Selasa, 12 Juni 2012

~ SePi ~


Menapaki senja di ujung peraduan,sejenak memaksa langkah hentikan harapan.
"Diam" memperkenankan sepi berjalan dengan pasti di penghujung waktu yang tak mampu terhenti.
Bungkam seribu bahasa, hanya titian kalbu yang mampu memahami, ketika sepi menjadi Ratu dalam memori.
Disaat ia (sepi) bertahta akankah ada yang menyapa? bertanya padanya (sepi),

"kapankah engkau beranjak dari singgasana mu? tak inginkah kau turun tahta untuk kebaikan insan mu?"


Wahai sepi...kerajaanmu bukan dalam memori ku, singgasana mu bukan dalam jiwaku, dan kalbu ku bukanlah tahta untuk mu.
Bahagia akan menyapa mu (sepi), berkenankah engkau pd masa ini beranjak dari singgasana mu. Berikan mahkota mu pd nya (bahagia).
Biarkan ia bertahta dalam kalbu ku. Temani ku di setiap detik waktu ku dan memapahku hingga di ujung senja tanpa mu wahai sepi.

Jika aku telah melangkah jauh dengan_nya (bahagia), jangan pernah kau menanti ku wahai sepi.
Biarkanlah aku tersenyum di setiap detik masa ku, biarkan aku bermimpi dengan segala angan ku, biarkan aku menghias dunia ku dengan sejuta cerita tanpa mu wahai sepi..


Coretan hati yang kelak menemani.



Tertegun sepi tanpa ingatan pasti.

Memapah langkah tanpa arah tujuan.

Melangkah penuh asa dan keraguan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar